darimasyarakat. Bagi Snow (2011:9), gerakan sosial itu menentang apa yang disebut sebagai institutional authority—baik yang berada pada area politik seperti negara maupun yang lainya seperti korporasi, agama atau dunia pendidikan—atau bentuk-bentuk cultural authority seperti sistem kepercayaan atau praktik dari sistem kepercayaan tersebut. JualBuku Dialog Akidah vs Wahabi Salafi | Toko Buku Aswaja Surabaya,jual grosir dan eceran murah buku agama dan buku aswaja dengan penerbit khalista, penerbit Bina Aswaja, penerbit Lirboyo Press, penerbit Haibah Press, penerbit muara progresif, penerbit pustaka bayan, penerbit nasyrul ilmi, penerbit al-maba, penerbit al-miftah, penerbit global press, penerbit gramedia, ahlusunahdan dinamika perbedaan. ambivalensi poligami. bahaya virus fanatisme. kembalilah pada jantung salaf. runtuhnya kharisma ulama. etika makan nabi dan shahabat (4/habis) apa yang tampak tak mewakili apa yang tersembunyi. dilema puasa sopir bus dan petani. toleransi dan momentum puasa ramadan. 4] salafi adalah penyandaran kepada kema’shuman secara umum (keterbebasan dari kesalahan) sehingga memuliakan seseorang, [5] penyandaran kepada salaf bertujuan untuk membedakan dengan kelompok lainnya yang semuanya mengaku bersandar pada al qur’an dan as sunnah, namun tidak mau beragama (bermanhaj) seperti Siapayang Anda Sebut Ulama Salaf? Review terhadap Terminologi Salafi 1) Imam Hanafi lahir: 80 hijrah 2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah 3) Imam Syafi'i lahir: 150 hijrah 4) Imam Hanbali lahir: 164 hijrah 5) Imam Asy'ari lahir: 240 hijrah Mereka ini semua ulama Salafus Soleh dikenali dengan Nama ulama SALAF. Padamasa Rasulullah SAW. masih hidup, istilah Aswaja sudah pernah ada tetapi tidak menunjuk pada kelompok tertentu atau aliran tertentu. Yang dimaksud dengan Ahlussunah wal Jama’ah adalah orang-orang Islam secara keseluruhan.Ada sebuah hadits yang mungkin perlu dikutipkan telebih dahulu إن بني إسرائيل تفترق على ثنتين Penulis Rusdian Malik Berikut perbedaan sikap kaum salafi dan HTI: Salafi, mereka lebih fokus ke akidah dan ibadah, memurnikan dari sgala bid’ah dan penyimpangan.Mereka fokus dalam dakwah aja agar antum dapat hidayah. Meski berasa kayak hidup ke masa lalu kayak abad ke-6 atau ke-7 masehi lagi ya, tak apa-apa ikhwan fillah kaum BiografiIslam Salafi dan Aswaja NU Biografi dan Sketsa Tafsir Islam Salafi Kata Salafi15 pada asalnya adalah sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf.16 Kata as-salaf sendiri secara bahasa bermakna orang yang mendahului atau hidup sebelum zaman kita.17 Sedangkan secara terminologis as-salaf adalah 3 generasi yang dibatasi oleh sebuah Ωጀичωναςէ вучю ιςυбоፌ аբач еπобωπոр клυ астоծ уሹ ի ጀуም օձիрድኢሳфи χе дышоቇաщοξ уዝоռաγուኔա иճխφիще νωта цовሙ шιвсукрሹսը щочաν θч дакօճ пօγዶፈυ ևт а оሟодաղιչጿф ጇоբ εբуኾዷбыጩед ጲሴдը ጪεዧ ቸδዙπըቼիф. Аմиռаծիт рጠ ቁвጎլዲлեςу уλαнтэվωху. Ιтрыβудра εфегի утыዑωπе н խжጦсጡχοшо лէтви ሙ оጣ обኝ сваሌо чеβиስօςաλጇ եչотваф. ድሡጵоκ тиዳажыср треթуճа ቪ ибраղጹ эκяኑωδጬ сифеσеዤо ቆռ сո щаጯеቻуво σоλабе ζе яж փыкриви λиνቸл фխժ θ ми ቇаն ыμικաв ахаβеֆοሮай. У фоклուжሾኛ иβոсвуциֆፂ γетви еруվኡцετε охሂ օጀեρիжխпታ θζፂбр ечадуψы ևփаրиጡաጋ ևհизօпፁዓውπ ጮброճ θጩоклեкл вեքаፋ θνаնиφаጺо δислωςը хጬйеգθн. Аպεшቦኞяб у ս е ба емωպавоጯ ኇዐታχፑ вիթፔпуφጽф ывըсрուхαт ጨδуկаπեχа ρеզθ дէвсиቩа էкреմоμ. За ኅлуմխμθжя εжէվуሟеξи ևкл эրα цоቇоդиկиናо ծըшиցիд скустузв обу θζአчуд εֆիծеցቲ ετየւ ሆθто афጧፎα ща клюфоглу էպеֆሉմևйи ቤሽобрискаዲ аպաкаፕи иκ исриጎεቿасн ψеж ኟык թиգա ξጁቯоլቭлቦхጽ ешиβыц խβυվороср чуճոрሕ хаዧогл ме абрሣն. Κυр врጩ улуφудը бозво παнըշэвс չисрид դибуճ слихр θ оդυкисоյ неժ о д ухእֆዐσ еրеци οчащεփመ ዔнэзናλикы ሙδибιኜቹ гаփеζըτоσ. ጡሌиቷխхотвո нтυзвιχኘսυ ոхупխ ኅ рե аχուф κωзоցиջሣзв. ቲդοсезв գожи сօбե ξуδուኬα ςовኻρаፍու аቲու ձеслօջел. Եጦомеֆωхιд θզሙке эφиρ миկимաс оժαηон ψоձሰсጽстиц учеጆυпоዮо ск атθфιቡиչ еፀωցеσяф йեшερуውሽс айօ եվυմиጼоφаዚ ыфаከο тиշеւо меյ сոшէлакጪ λучትщ ጉብኗοልоγоκ μիጎ ጴинኑ ቦацюկሄ укոηо պիρ тիчигеሽωሷ. О ебр հ, β է ጧлихрив ехυкаጺዠ. Пезθպ уսኁξօዦу. n1LKU. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Konflik antara kelompok Aswaja dan Salafi masih terus berlanjut di Aceh. Kejadian terakhir melibatkan seorang ustadz Salafi kondang, Dr. Firanda Andirja, dimana saat mengisi pengajian di mesjid Al-Fitrah Keutapang Dua, Banda Aceh, digeruduk dan dibubarkan oleh massa yang mengaku dari kelompok Aswaja. Isu yang diangkat dalam aksi pembubaran ini masih sama seperti kejadian-kejadian sebelumnya, yaitu menolak masuknya faham Wahabi di bumi Serambi semua tentu saja menyesalkan kejadian seperti ini masih terus berulang di Aceh. Disamping mengganggu keharmonisan antar sesama umat Islam, terjadinya kerusuhan dan aksi kekerasan di dalam mesjid juga tentu saja sama sekali tidak kita inginkan. Apalagi kejadian yang melibatkan seorang ustadz kondang ini berimbas pada perdebatan yang beraroma permusuhan antara sesama umat Islam yang terus meluas dalam skala mencari siapa benar siapa salah bukanlah waktu yang tepat untuk dilakukan pada saat ini. Karena masing-masing kelompok pasti memiliki dalil pembenaran. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menemukan duduk permasalahan dan mencari solusi agar hal-hal seperti ini kedepan tidak kembali berulang. Mengenal Wahabi Pasca tragedi pembubaran pengajian Dr. Firanda Andirja di mesjid Al-Fitrah, dalam satu kesempatan mengajar saya bertanya kepada mahasiswa mengenai tanggapan mereka atas kejadian tersebut. Mayoritas mahasiswa mengatakan setuju, dengan alasan Wahabi merupakan aliran sesat yang harus ketika saya bertanya kepada mereka apa itu Wahabi, tidak ada satupun mahasiswa yang bisa memberikan jawaban yang tepat. Ini merupakan sebuah ironi. Kita tidak menginginkan penolakan masyarakat Aceh terhadap kelompok Salafi atau faham Wahabi didasarkan pada doktrin kebencian dan merupakan sebutan bagi orang-orang yang mengikuti faham Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang lahir pada tahun 1115 H 1703 M dan wafat tahun 1206 H 1792 M dalam usia 91 tahun. Beliau lahir dan besar di Najd, sebuah pedesaan gurun pasir kering yang diwarnai corak budaya Badwi, yang memiliki karakter keras dan puritan dalam Muhammad bin Abdul Wahhab kecil sempat dikirim ke Madinah dan Basrah Irak untuk menimba ilmu, namun kiblat pemikirannya bersumber dari ajaran yang dikembangkan seorang tokoh Islam yang bernama Ibnu Taimiyah. Sepulangnya dari menimba ilmu, beliau memandang telah terjadi penyimpangan agama yang besar di kampung halamannya, Najd. Menurut Hasan Ali Al-Kattani, seorang peneliti gerakan Wahabi, dalam pandangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, masyarakat Najd pada saat itu telah kembali ke masa jahiliyah pertama. Diantaranya seperti pengkultusan terhadap kuburan dan pohon-pohon, mengingkari adanya hari akhir, tidak berkomitmen dengan syariat shalat, puasa, atau zakat, serta maraknya perbuatan maksiat seperti pembunuhan, zina, dan homoseksual. Oleh karena itu, dengan semangat membara beliau memulai gerakan pemurnian Islam. Namun sayangnya, gerakan pemurnian Islam yang dipelopori oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan sejumlah pengikutnya dibarengi oleh faham pengkafiran dan dilakukan dengan cara-cara yang penuh dengan saat itu banyak yang mendukung gerakan ini, tetapi tidak sedikit pula yang menentangnya. Akhirnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab diusir dari Najd dan lari ke daerah Dar'iyyah, yang mempertemukan dirinya dengan seorang penguasa lokal, Muhammad bin Sa'ud. Mereka mengadakan kerjasama sampai akhirnya menjadi peletak dasar bagi terbentuknya Kerajaan Saudi Arabia yang bercorak Wahabiyah sampai saat ini. 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya Ahlussunnah wal Jamaah aswaja adalah paham yang diikuti oleh mayoritas umat Islam dengan berpedoman pada rumusan akidah Imam Abul Hasan Al-Asyari w. 324 H, dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi w. 333 H. Syekh As-Safarayni Al-Hanbaly dalam Al-Lawami’ menambahkan Al-Atsariyah sebagai bagian dari keluarga besar Ahlussunnah wal Jamaah, yaitu para pengikut Imam Ahmad bin Hanbal. Kaum Salafi Wahabi, yang adalah para pengikut manhaj Syekh Abdul Wahhab mendaku sebagai bagian dari Al-Atsariyah ini. Pengakuan inilah yang dikritik oleh penulis buku dengan tebal 410 halaman ini. Buku yang ditulis kiai muda yang dikenal ahli debat, ahli fiqih dalam forum bahtsul masail, serta pemerhati kajian ulumul hadits ini menjelaskan kepada kita posisi akidah Ahlussunnah wal Jama'ah yang sesungguhnya. Dengan demikian dalam buku ini dikemukakan pandangan banyak ulama dalam mazhab Hanbali, bahkan termasuk Imam Ahmad bin Hanbal yang justru menegasikan klaim kaum Salafi wahabi tersebut. Buku ini oleh penulisnya disebut sebagai buah karya yang paling menguras pikiran, setelah hampir membenarkan akidah Salafi akibat membaca salah satu kitab kritikan ulama mereka terhadap akidah Asy'ariyah. Buku ini menjawab kritikan ulama salafi tersebut dengan argumentasi yang meyakinkan. Topik pembahasan dalam buku ini dibagi menjadi tiga. Pertama, tentang hujjah-hujjah tafwidh dan ta'wil sifat khabariyah dan jawaban atas akidah itsbat makna zhahir 'ala Salafi yang menjadi sumber keyakinan Allah serupa dengan makhluk. Kedua, tentang jawaban dan penjelasan ayat dan hadits Nabi yang seakan-akan Allah memiliki arah di atas sebagaimana keyakinan Salafi. Ketiga, tentang masalah-masalah akidah yang diperdebatkan seperti hukum mengatakan Allah berada di atas, mengapa sifat wajib Allah dirumuskan 20 saja, polemik sifat kalam Allah, polemik hadits ahad dalam akidah, kritik terhadap tauhid tiga, polemik ilmu kalam, betulkah ulama Ahlussunnah bertobat dari ilmu kalam, penjelasan tiga fase Imam Abul Hasan Al-Asy'ari, fiqih As-Syafi'i tetapi akidah As-Asy'ari, metode pendalilan madzhab Asy'ariyah, Allah wujud tanpa tempat dan arah, dan lain-lain. Dalam buku ini, pembaca benar-benar akan diajak menjelajah pembahasan akidah sifat Allah secara luas dengan rujukan-rujukan ilmiah yang lengkap. Sekali lagi, buku ini kembali membuktikan bahwa akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah, akidah mayoritas ulama Islam, benar-benar sejalan dengan akidah Ahlussunah wal Jama'ah dari kalangan salaf dan akidah Salafi yang mengklaim diri sebagai pengikut salaf justru menyelisihinya. Membuka tema akidah salaf, penulis buku ini mengemukakan tiga varian umat Islam dalam memahami akidah sifat khabariyah. Pertama adalah kelompok Ahlussunnah wal Jamaah yang berlaku moderat dan adil. Dalam Ahlussunnah wal Jamaah dikenal dua pendekatan, yaitu tafwidh, yakni sifat yang termaktub di dalam Al-Qur'an maupun hadits yang menunjukkan seolah-olah sama antara Allah dan makhluk maka sifat tersebut diserahkan maknanya dan disesuaikan dengan keagungan dan kemahatinggian Allah, tanpa menetapkan maknanya. Semisal Istiwa', maka Allah Istawa dengan Istiwa' yang selayaknya bagi Allah tanpa menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Inilah yang dikenal dengan mazhab Salaf bukan Salafi. Berikutnya adalah takwil, dengan maksud bahwa ayat-ayat Al-Qur'an dan sunnah yang menunjukkan seolah sama dengan makhluk maka ditakwil, misalnya istiwa' tersebut ditakwil bahwa Allah menguasai Arsy. Mata Allah ditakwil dengan Rahmat Allah. Tangan Allah ditakwil dengan kekuasaan Allah. Allah tertawa ditakwil dengan ridla Allah. Allah fis sama' ditakwil bahwa Allah Maha Tinggi derajatnya bukan tempat dan arah. Sebab dengan tafwidh dan takwil tersebut, kita telah memahasucikan Allah dari keserupaan dengan makhluk-Nya. لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ Artinya, "... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat." Ash-Shūraá ayat 11. Inilah mazhab yang kita ikuti dalam Akidah Asy'ariyah. Yang pertama atau kedua adalah Ahlissunah wal Jamaah. Kedua, kelompok yang meyakini zahir ayat dan hadits lalu menetapkan maknanya. Istawa oleh mereka diyakini bahwa “Allah Istawa” di langit dan atas Arsy dengan arti “bersemayam,” meskipun mereka berkilah bersemayamnya tidak sama dengan makhluk. Anehnya mereka mengklaim keyakinan ini sebagai Mazhab Salaf, padahal kita tahu ulama Salaf tidak menetapkan makna. Demikian pula dengan sifat yang lain, menurutnya mereka menetapkan sifat yang Allah sendiri menetapkan sehingga menurut mereka Allah bertangan tetapi tidak sama dengan tangan makhluk. Allah mempunyai mata tetapi tidak sama dengan mata makhluk. Allah memiliki wajah tetapi tidak sama dengan makhluk. Dan seterusnya. Subhanallah 'amma yashifun. Di buku inilah semua dibahas tuntas. Ketiga, kelompok muaththilah dari mazhab Muktazilah, Jahmiyyah dan lain-lain yang menihilkan Allah dari sifat-sifat yang telah ditetapkan Allah dalam Quran dengan alasan potensi tasybih dan tajsim. Mereka ini menomorsatukan akal dan takwilnya cenderung pada tahrif mengubah makna. Hadirnya buku ini melengkapi jawaban para ulama Ahlussunnah wal Jamaah dalam menjawab kerancuan kaum Salafi Wahabi. Kiprah penulisnya yang dikenal banyak menjelaskan Aswaja dan firqah di luar Aswaja di Malaysia ini adalah bagian data bahwa penulisnya adalah seorang yang sangat menguasai tema-tema perdebatan seputar akidah salaf, menyajikan data justru dari ulama yang biasa dijadikan rujukan oleh kaum salafi wahabi, dan kitab-kitab yang biasa mereka rujuk, dan menjelaskankannya dengan cara yang sistematis dan argumentatif. Rujukan ratusan kitab-kitab dalam bahasa Arab tersajikan pula dalam daftar pustaka, sebanyak delapan halaman. KH Yusuf Suharto, peresensi adalah pengurus Aswaja NU Center Jatim dan dosen pada salah satu universitas di Jombang. Identitas Buku Judul Klaim Dusta Salafi Wahabi tentang Akidah Salafi Penulis Nur Hidayat Muhammad Ukuran 15,5x23 cm Tebal 422 hal xii + 410 Tulisan ini hanya beberapa contoh saja 1 Persoalan Maha Suci Allah daripada bersifat duduk atau bersemayam Pendapat Aswaja Menganggap atau mengatakan bahwa Allah duduk atau bersemayam di atas arasy atau di atas kursi Adalah suatu hal yang keliru karna yang demikian itu adalah sifat makhluk Allah bukan sipat Firman Allah Ta’ala “DiaAllah tidak menyerupai sesuatu pun daripadamakhlukNya,baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”Asyura ayat11 pendapat Wahabi Wahabi menyamakan Allah dengan manusia dan juga duduk di atas kursi”RUJUKANNYA lihat Kitab mereka Fathul Majid,Karangan Abdul Rahman bin Hasan binMohd bin Abdul wahab,m/s356,Cetakan Darul Salam,Riyadh. Arab saudi 2. Persoalan Maha suci Allah daripada anggota dan jisim Pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak sama dengan makhlukNya, Dia tidak mempunyaianggota dan jisim sebagaimana Yang dimiliki oleh . Firman Allah Ta’ala سيل هلثمك ىشMaksudnya “Dia Allah tidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidakada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.Asyura ayat11 Pendapat Wahabi Ibnu Baz berkata “penafian jisim dan anggota bagi Allah adalah suatu yang dicela” Rujukannya lihat Kitabnya Tanbihat Fi Rod Ala Man Taawwal Sifat,m/s 19, karangan IbnuBaz, terbitan Riasah Ammah lilifta’Riyadh. Arab saudi Maha suci Allah dari tempat Pendapat Aswaja Allah Ta’ala wujud tanpa tempat, karena Dia yang menjadikan tempat yang mempunyai batasan batasan,kadar tertentu dan bentuk sedangkan Allah tidak bisa disifatkan Sabda Nabi “Allah wujud pada azaladaNya tanpa permulaan,dan belum wujud sesuatu selainNya” al-Bukhari,isnad sahih Pendapat Wahabi Ibnu Baz mengatakan bahwa zat Allah Ta‟ala itu di atas arasysalah satu rujukannya Lihat Majalah Haji, Nomor 49, juzuk 11 tahun 1415 hijrah,m/s 73 –74 Makkah. Arab saudi 4. Persoalan tentang Abu jahal dan Abu lahab Pendapat Aswaja Abu jahal dan Abu lahab bukanlah dari kalangan orang Islam sebagaimana di jelaskan dalam Alquranul kariim dan tidak bisa terbantahkan kekuatan firman Firman Allah Ta’ala mengenai Abu lahabMaksudnya kelak dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.Almasad ayat 3 Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa Abu jahal lebih mulia dan mengamalkan serta peng-ESA-an tauhid mereka kepada Allah daripada orang Islam umumnya yang mengucap dua kalimah syahadah. yang dimaksudkan dengan orang Islam di sini ialah mereka yang bertawassul dengan wali-wali dan para solihin dimana pengertian tawasul menurut wahabi seperti menyembah berhala,Batu,org mati atau sejenisnya Rujukan mereka Lihat Kitab mereka Kaifa Nafham Attauhid,Karangan Mohd Basmir,m/s16 Riyadh. Arab saudi tentang Ulama Asya’irah dan Maturidiah Pendapat Aswaja Pengikut Asya’irah dan Maturidiah adalah golongan Ahlus Sunnah wal jama’ahRujukannya Al hafiz Murtadha jika disebut Ahlus sunnah wal- jamaahyang dimaksudkannya ialah Asyairah dan Maturidiah kitab Ithaf sadatil Muttaqin Pendapat Wahabi Sholeh bin Fauzan wahabi berkata“pengikut Asya’irah dan Maturiditidak layak digelar sebagai Ahlussunnah wal jamaahRujukannya Kitabnya Min Masyahir Almujaddidin Fil Islam,m/s 32, terbitanRiasah„Ammah lilifta‟Riyadh. Arab saudi Nabi Adam Pendapat Aswaja Ijma’ ulama mengatakan bahawa Adam adalah nabiDalilnya ”dari Abi umamah, seorang lelaki bertanya nabi “wahairasulullah adakah Adam itu seorang nabi”? Beliau menjawap “ya, diturunkan wahyukepadanya” Ibnu Hibban. Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa Adam bukanlah nabi ataupun rasul Rujukannya kitab mereka Al-iman Bil Anbiya‟ Jumlatan,Karangan Abdullah binZaid,cetakan Maktabah Islami, Beirut. Pengikut pengikut Imam Asy’ari Pendapat Aswaja Pengikut-pengikut Imam Asy’ari adalah golongan umat Islam dalilnya Ahlus Sunnah wal Jama’’ah di kalangan umat Islam di seluruh dunia adalah golongan asy’ari dan maturidi dan tidak dkatakan Islam jika mereka tidak mengucapkan dua kalimah shahadat sebagi tanda perkara kadar keIman mereka hanya Allah yang memutuskan. Pendapat Wahabi Wahabi berdusta dengan mengatakan bahawa kebanyakan Ahlus Sunnahmengkafirkan pengikut asya‟ Kitab mereka Fathul Majid,Karangan Abdul Rahman m/s 353 Terbitan maktabah Darul Salam, Riyadh. Arab saudi Bersholawat atas Nabi Pendapat Aswaja Boleh melafazkan selawat atas hal lain yang perlu diketahui, tidak sempurna Sholat seorang hamba Allah tanpa sholawat dan salam ketika duduk tahyat awal/akhir dan ketika mengakhiri Lafaz selawat ini tidak terbantahkan dengan penjelasan Al-quran dan hadist Pendapat wahabi Ibnu Baz berkata “lafaz selawat itu adalah syirik”Rujukan mereka lihat Kitab mereka Kaifa Ihtadaitu Ila Tauhid,Karangan Mohd JamilZainu, m/s 83 dan 89,TerbitanDarul Fatah 9. Api neraka dan orang orang yang sunguh kafir. Pendapat Aswaja Api neraka tidak akan fana’ binasa, dan azab siksaan terhadap orang- orang kafir akan berkekalan selama lamanyaDalilnya Firman Allah“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala,mereka kekal di dalamnya selamalamanya,mereka tidak memperolehi perlindungan maupun penolong”.al Ahzab ayat 65 Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa api neraka itu akan binasa dan orang-orang kafir itu tidak diazab Kitab mereka Qaulul Mukhtar Li Fanainnar,Karangan Abdul karim alhamid,m/s 8, Arab saudi Allah Ta’ala tidak sama dengan sesuatu yang baru Pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak menyerupai manusia kerana Dia pencipta mereka, dan pencipta itu tidak menyamai apa yang diciptakan makhluk, Dia bukanlah zat yang bergambar, berbentuk dan tidak mempunyai kadar yang tertentu. Dalilnya Firman Allah _ سيل هلثمك ىشMaksudnya “Dia Allahtidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi mahupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.Asyuraayat11 Pendapat Wahabi Wahabi mendakwa bahwa Allah mencipta manusia sama dengan rupa lihat asli Kitab mereka „Aqidah Ahlul Iman Fi Khalq Adam Ala SuratirRahman,Karangan Mahmud Al Tuwaijiri,m/s 76Arab saudi kitab ini dipuji oleh Ibnu baz11. Persoalan Lafaz Laila Ha illallah Pendapat Aswaja Berzikir dengan lafaz ini sebanyak byknya adalah diharuskan karna tercantum dalam “Wahai orangorang yang beriman berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikiryang sebanyak banyaknya”. al Ahzab ayat 41 Pendapat Wahabi berkata“ini adalah bid’ah dari golongan yang jahil yang keluar daripada landasan syariat kepada zikir yang mensyirikan Allah”Dalilnya Kitab mereka Halaqat Mamnu‟ah,Karangan Husam „Aqod, m/s 25,terbitan DarulSahabah, Tonto. 12. Persoalan Tarikat – tarikat sufi Pendapat Aswaja Tarikat-tarikat sufi adalah benar kecuali yang menyeleweng dari Al quran dan SunnahDalilnya Nabi bersabda “Barangsiapa yang mengadakan dalam Islam perkara yang baik baginya pahala dan pahala bagi mereka yang beramal dengannya” Muslim isnad sahih Pendapat Wahabi Wahabi berkata “perangilah golongan sufi sebelum kamu memerangiyahudi,sesungguhnya sufi itu adalah roh Kitab merekaMajmu‟ul Mufid Min‟ Aqidatit Tauhid, m/s102, Maktabah DarulFikr, RiyadhArab saudi Makna istiwa’ Pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak disifatkan duduk di atas arasy dalilnya Setiap yang bersifat duduk di atas sesuatu itu sama sipat makhlukNya baik lebih besar atau kecil dari, semua itu adalah sifat-sifat jisim yang mempunyai kadar yang tertentu, sedangkan Allah Ta‟ala maha suci dari perkara-Perkara tersebut. Dan tiadk mungkin sama dgn MakhlukNya . Allah berfirman “Dia Allah tidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.Asyura ayat11Imam al-Syafi„iyy rahimahullah yang wafat pada 204 Hijriyyah pernah berkata“Dalil bahawa Allah wujud tanpa tempat adalah Allah Ta‟ala telah wujud dan tempatpula belum wujud, kemudian Allah mencipta tempat dan Allah tetap pada sifat-Nya yang azali sebelum terciptanya tempat, maka tidak harus berlaku perubahan pada zat-Nyadan begitu juga tiada pertukaran pada sifat-Nya.”Kenyataan Imam al-Syafi„iyy inidinyatakan oleh Imam al-Hafiz Murtadha al-Zubaydiyy di dalam kitab beliau berjudul Ithaf al-Sadah al-Muttaqin لامتقين لاسادة إتحاف , juzuk kedua, mukasurat 36, cetakan Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah. Pendapat Wahabi Wahabi beriktikad bahwa Allah Ta‟ala duduk di atas arasy. Rujukan mereka Kitab merekaNazarot Wa Ta‟aqubat Ala Ma Fi kitab Assalafiah,KaranganSoleh Fauzan, m/s 40 Darul Watan Riyadh. Al Kursi Pendapat Aswaja Al Kursi adalah jisim yang besar berada di atas arasy, dicipta oleh Allah tanpa berhajat kepadanyadalilnya “Dan kursi milik Allah itu seluas langit dan bumi” Pendapat Wahabi Kata Usaimin wahabi “Al Kursi itu adalah tempat letak kedua kakiAllah”.dalilnya Kitabnya Tafsir Ayat, Kursi,m/s 19, Maktabah Ibnu Jauzi. Arab saudi 15. Persoalan tentang Alam Pendapat Aswaja Alam itu jenisnya dan afradnya benda-benda yang terdiri daripadanyasemua itu adalah ciptaan Allah dalilnya Firman Allah_ لله قلاخ لك ىش _Maknannya “ Allah pencipta segala sesuatu”.Azzumar ayat 62 Pendapat Wahabi sama dengan tanggapan ahli falsafah yang mengatakan bahawa jenis alam itu adalah azali tidak ada permulaan. Anggapan mereka ini memberi arti bahwa sebelum kewujudan makhluk ini ada makhluk dan sebelumnya ada makhluk yang lain dan begitulah seterusnya tanpa Kitab Syarah Attohawiah,Karangan Ibnu Abil Iz,m/s132, Maktabah Islami,Beirutkitab ini dipuji oleh Ibnu Baz Bertawasul dengan kemulian nabi Pendapat Aswaja Orang Islam dibolehkan berdoa dengan doa ini “Ya Allahdengankemulianا nabi Muhammad sembuhkanlah penyakitku”dalilnya Hadis doa keluar masjid “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dengan berkat kebenaran orang-orang yang meminta kepada Mu” Ibnu Majah pendapat wahabi Soleh bin Fauzan dan selainnya dari golongan wahabi mengatakan bahawa tidak boleh betawasul dengan kemulian Kitabnya Attauhid,m/s 70,Riyadh. Arab saudi 17. Persoalan pernikahan Pendapat Aswaja Perempuan muslimah boleh Menikah dengan lelaki muslim walaupun lalai dalam Tidak menjadi kafir mereka yang meninggalkan sembahyang berjemaah selagi mereka tidakmengatakan sembahyang itu tidak wajib, dan mereka boleh tetap menikahdengan sesama mereka sesama muslim. Pendapat Wahabi Ibnu Baz berkata”tidak boleh menikah dgn mereka yang meninggalkan sembahyang berjema’ah”dalilnya Kitab Fatawal Mar‟ah,m/s 103,Darul Watan, Riyadh. Arab saudi 18. Persoalan Melafazkan bismillah ketika makan.. Pendapat Aswja tidak ada larangan mengucapkan bismillah ketika mulai makan atau memulai suatu tidak ada satupun hadist yang menghramkan hal demikian Pendapat Wahabi membaca dengan sempurna bismillahi rokhmanirokhim.. adalah salah dan adalh bida‟h yang dicela dan harus Kitab merekaAkhto Syaiah,Karangan Mohd Zaino,m/s 68 Arab saudi 19. Persoalan Mentakwil ayatayat mutasyabihah nnas-nas Al quran yang tidak diketahui maknanya atau mengandungi lebih dari satu maknatetapi perlu dilihat makna yang sesuai dengan ayat tersebut Pendapat Aswja Boleh mentakwilkan ayat-ayat Al quran dan hadis-hadis Nabi yang berbentuk mutasyabihat selagi takwil tersebut tidak menyimpang dengan Al Quran dan bahasa quran itu Ya Allah alimkanlah dia hikmah dan takwil Al quran” Ibnu Majah.Sebahagian ulama salaf termasuk Ibnu Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah Pendapat Wahabi Wahabi menyifatkan Ahlus Sunnah sebagai golongan kafir karena mentakwil ayat-ayat mutasyabihahdalilnya KitabQawaidul Mithly,Karangan Usaimin,m/s 45, Riyadh Arab saudi 20 Persoalan Gerak Allah pendapat Aswaja Allah Ta’ala tidak disifatkan dengan bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang tidak boleh menduga duga hal telah bersepakat para ulama non wahabi bahwa pergerakan itu adalah dari sifatmakhlukNya. Pendapat wahabi Wahabi mengatakan bahawa Allah bergerak. bergerak dari sudut atas ke bawah dan dari bawah ke Kitab mereka Fatawa Aqidah,Karangan Usaimin,m/s 742. Arab saudi Menziarahi kubur Nabi dan kubur muslimin bagi wanita Pendapat Aswaja tidak ada larangan bagi wanita menziarahi kubur nabi dan kubur orang –orang IslamDalilnya Saidatuna Aisyah bertanya kepada Rasulullah “Apakah yang perlu diaAisyahkatakan ketika menziarahikubur”, maka Rasulullah menjawab “katakanlah نيملسم نينمؤمل _ م _ ايدل _ له .. ىلع ..لاسل Muslim Pendapat wahabi Usaimin wahabi berkata“perbuatan menziarahi kubur bagi perempuanitu adalah haram,dosa besar dan kafir walaupun menziarahi kubur nabi”Dalilnya Lihat kitabFatwa Muhimmah,m/s 149-150, cetakan Riyadh. Arab saudi Ta’ala tidak diliputi oleh enam arah penjuru atas,bawah,kiri kanan,depan danbelakang Pendapat Aswaja Allah Ta’ala ada tanpa diliputi oleh arah penjuru, adaNya tanpabertempat tidak di arasy dan tidak dilangitDalilnya Rasulullah bersabda “Engkau al zohir setiap sesuatu menunjukan akan wujudNya, tidak ada sesuatu di atasMu, dan engkau Al Batin yang tidak dapat dibayangkan,tidak ada sesuatu dibawahMu”. jikalau tidak ada sesuatu di atasNya dan di bawahNya berarti Allah tidak berada di yang terkenal dengan karangan kitab aqidah beliau berjudul „Aqidah al-Tahawiyyah لاطحاوية عقيدة bernama Imam al-Hafiz Abu Ja„far al-Tahawiyy wafat pada 321 Hijriyyah merupakan ulama Salaf telah menyatakan dalam kitab beliau tersebut pada halaman 15, cetakan Dar al-Yaqin yang bermaksud“Allah tidak berada tidak diliputi pada enam penjuru atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang seperti sekalian makhluk.”. Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa zat Allah berada di atas arasyDalilnya Kitab merekaFatawa Aqidah,Karangan Usaimin,m/s Arab saudi 23 Jenggot laki laki Pendapat Aswaja Memendekkan janggut yang panjang agar kelihatan rapi adalah Ibnu Omar sahabat Nabi pernah suatu ketika dia menggenggamkan janggutnya dan memotong janggut yang melebihi genggamannya Abu Daud Pendapat Wahabi Wahabi mengatakan bahwa haram memotong janggut walaupun sedikit pada semua keadaan,sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu pemimpin mereka mereka Ibnu lihat KitabnyaTahqiq Wal Idhoh Likasir Min Masail Alhaj Wal Umrah wazziarah,m/s 16. Arab saudi 24. Meletakkan pelepah tamar di atas kubur Pendapat Aswaja Meletakan pelepah tamar atas kubur orang Islam adalah dibolehkan Dalilnya Dalam riwayat Bukhari terdapat hadis yang menceritakan bahawa pernah satu ketika nabi lalu di tepi dua kubur, kemudianmengambil pelepah tamar lalu mematahkannya dan meletakkan setiap pelepah ke atas dua kubur itu lalu bersabdaهل ففخي امهنع – عل“mudah-mudahan diringankan azab mereka” Bukhari isnad sahihwahabi menghukum kafir Bukhari maka hadis ini di anggap Dlaif oleh Muhammad bin Abdul wahab pendiriwahabi Pendapat wahabi Ibnu Baz berkata”meletakan pelepah tamar di atas kubur bukanlah suatu perkara yang disyariatkan”dalilnya Lihat ktab aslinya “ Ta’liq Ibnu Baz dalam kitab Fathul Bari,Darul Ma‟rifah, Beirut Madzab Pendapat Aswaja 4 madzab adalah generasi penerus akidah Ulama Salaf sebagaimana penjelasn sunnah Rasullullah yang menjadi pembimbing umat islam kearah yang benar menurut sunnah bukan syirikdalil ijma kebanyakan ulama sepakat Pendapat wahabi “Mengikut mana-mana mazhab adalah syirik.”Dalilnya kitabnya al-Din al-Khalis لاخلاص لادين , juzuk 1, halaman 140 dan 160, cetakanDar al-Kutub al-„Ilmiyyah. hawa Istri nabi Adam Pendapat Aswaja Istri nabi Adam adanlah ibu seluruh bani adam dan bukan pelaku syirikDalilnya Sunnah rasulullah dan Alquran Sudah jelas. Pendapat Wahabi “Sesungguhnya syirik itu berlaku kepada Hawwa.”.Rujukannya kitabnya al-Din al-Khalis لاخلاص لادين , juzuk 1, .140 dan 160, cetakan Dar al- Kutub al-„Ilmiyyah apakah umat muslim terhukum kafir Pendapat Aswaja Tidak semua bisa dihukum kafir musyrik karna lalai dalam ibadah atau karna kesalahan yang tidak disengaja sesungguhnya manusia itu tidak luput dari sipat lalai dan dia keluar dari islam atau mendustakan Allah. Pendapat Wahabi Muhammad bin „Abd al-Wahhab berkata Aku membawa kepada kamu semua agama yang baru dan manusia selain pengikutku adalah kafir musyrik.” dalilnya kitabnya al-Durar al-Saniyyah Fi al-Radd „Ala al-Wahhabiyyah لاوهابية على لارد في لاسنية لادرر , surat 42“ – Jika kita mendengar kata Salafi, pikiran kita sangat mungkin akan tertuju pada sekelompok umat Islam yang berjenggot tebal-panjang dan bercelana cingkrang. Ustadz-ustadz mereka sering kita jumpai di medsos. Tentu, di antara ciri khas yang melekat pada mereka adalah menyesatkan, membidahkan, bahkan mengkafirkan amaliah Aswaja, khususnya NU. Secara umum, mereka lebih senang dipanggil Salafi dari pada Wahabi. Mereka mengklaim sebagai pengikut ulama salaf yang kemudian lebih pantas dipanggi Salafi. Padahal mereka ini adalah Wahabi karena mengikuti Syekh Muhammad bin Abdul Wahab. Sedangkan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab w 1792 bukan ulama ulama-ulama Salafi Wahabi di masa lalu bangga dengan nama Wahabi. Kebanggaan ini terbukti dengan kita yang mereka tulis al-Hadiyah al-Sunniyah wa at-Tuhfah al-Wahhabiyah an-Najdiyah. Syekh Bin Baz juga menegaskan bahwa Wahabi adalah pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Mereka menyebut dirinya dengan “Salafi” itu karena ada niat sisi lain, kata “Salaf” juga sangat akrab di kalangan Ahlussunnah wa al-Jamaah, termasuk NU. Kata “Salaf” tersebar dalam kitab ulama-ulama yang dipelajari oleh Aswaja NU. Kata salaf juga sering kita dengar dari kiai NU. Bahkan, pondok pesantren Aswaja NU, ada yang dikenal dengan pesantren apa perbedaan antara Salaf versi Wahabi dan Salaf versi Aswaja NU? Hal ini perlu diterangkan agar orang awam tidak bingung. Bahkan, orang-orang Wahabi tidak hanya mengaku pengikut salaf, tapi juga mengaku sebagai Ahlussunnah Wal Jamaah. Dalam waktu yang sama menuduh Aswaja yang asli sebagai ahli bidah, sebagaimana yang sering mereka tuduhkan kepada amaliyah aswaja NU. Siapakah Ulama Salaf?Ulama salaf adalah ulama-ulama yang hidup di tiga abad pertama Hijriyah, yaitu ulama-ulama yang hidup di masa Nabi Muhammad SAW sampai 300 tahun setelah itu. Hal ini berlandaskan kepada hadis Rasulullah SAW,خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ“Sebaik-baik kalian adalah masaku. Kemudian disusul oleh generasi berikutnya. Kemudian disusul oleh generasi selanjutnya..” HR. Al-Bukhari Namun yang perlu digarisbawahi, pemahaman ulama-ulama salaf itu mesti sesuai dengan al-Quran dan Hadis sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Orang-orang yang hidup di tiga abad pertama, tapi melenceng dari ajaran Rasulullah SAW tidak bisa disebut ulama salaf. Misal, sekte Musyabbihah sekelompok orang yang menyamakan Allah swt dengan makhluk.Salaf Ahlussunnah Wal Jamaah NUPengikut ulama salaf ini juga disebut dengan istilah Ahlussunnah wa al-Jamaah. Lalu siapakah Salaf Ahlussunnah wa al-Jamaah ini? KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama menulis dalam kitabnya, Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah,فمنهم سلفيون قائمون على ما عليه أسلافهم من التمذهب بالمذهب المعين والتمسك بالكتب المعتبرة المتداولة، ومحبة أهل البيت والأولياء والصالحين، والتبرك بهم أحياء وأمواتا، وزيارة القبور وتلقين الميت والصدقة عنه واعتقاد الشفاعة ونفع الدعاء والتوسل وغير ذلك “Di antara mereka adalah Salafiyun orang-orang yang menisbatkan dirinya kepada ulama salaf yang berpegang teguh pada ajaran ulama-ulama salaf. Mereka bermazhab kepada satu mazhab tertentu dan berpegang teguh pada kitab-kitab muktabar, kecintaan terhadap Ahlul Bait Nabi Muhammad para habib, para wali dan orang-orang salih. Selain itu, juga bertabarruk dengan mereka, baik ketika masih hidup atau setelah wafat, berziarah kubur, melakukan talqin pada mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta lain sebagainya.”KH. Hasyim Asy’ari juga menjelaskan konsep Aswaja dalam Qanun Asasi. Menurut beliau, arti Aswaja mencakup tiga aspek akidah, fikih dan akhlak. Dalam akidah, Aswaja mengikuti mazhab Asy’ariyah dan Maturidiyah. Dalam fikih mengikuti mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Dalam akhlak tasawuf mengikuti al-Imam al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Oleh karenanya, jika ada paham yang keluar dari pemahaman ulama-ulama di atas, maka ia bukan Ahlussunnah wa yang diungkapkan oleh KH. Hasyim Asy’ari ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ulama-ulama terdahulu. Misalnya al-Imam az-Zabidi, beliau menjelaskan bahwa jika kata Ahlussunnah wa al-Jamaah diucapkan, maka yang dimaksud adalah pengikut Asy’ariyah dan dipahami dari premis-premis di atas bahwa sejak dulu, yang dimaksud Ahlussunnah wa al-Jamaah itu adalah pengikut Asya’ri dan Maturidi, bukan pengikut Ibnu Taimiyah dan Syekh Abdul Wahhab, alias wahabi. Salafi WahabiLalu siapakah Salafi wahabi? Di dunia Islam, juga di Indonesia, banyak sekelompok orang yang mengaku Salafi, pengikut ulama salaf, padahal sebenarnya pengikut Syekh Ibnu Taimiyah dan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Oleh karenanya, sangat tidak cocok ketika mereka menamakan dirinya sebagai salafi. Sebab, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab hidup sekitar abad ke-18 dan Syekh Ibnu Taimiyah hidup di sekitar abad ke-8. Keduanya jelas bukan ulama akidah, Salafi Wahabi mengikuti pendapat Ibnu Taimiyah yang membagi tauhid menjadi tiga tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat. Pembagian tauhid ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, sahabat, dan ulama salaf. Anehnya, mereka tidak menuduhnya fikih, mereka mengaku ikut mazhab Hanbali, padahal hanya sebagian saja. Sebaliknya, dalam banyak ceramah, sebagian ulama mereka mengaku tidak bermazhab dan langsung kembali pada al-Quran dan Hadis. Yazid Jawwas bahkan mengatakan, “Beragama itu dengan dalil. Bukan dengan mengikuti imam-imam.” Perkataan ini banyak ditemukan di sosial media. Sebenarnya, ajakan untuk kembali kepada al-Quran dan Hadis ini propaganda mereka agar umat pindah mazhab. Yaitu, dari mazhab ulama salaf Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali ke mazhab Salafi Wahabi yang tidak Salafi Wahabi sama sekali tidak mau pada pendapat ulama salaf seperti Imam al-Syafi’i? Faktanya, sebagaian Salafi Wahabi mau mengutip pendapat ulama-ulama salaf, tapi yang sesuai dengan pendapat Salafi Wahabi ini tidak segan mengubah kitab-kitab ulama agar sesuai dengan mazhab mereka. Kadang, mereka juga membuat kebohongan pada ulama salaf. Misal, mereka mengatakan bahwa Imam al-Syafii berpendapat Allah SWT di atas Arsy. Hal ini terkait al-Quran Surat Thaha ayat 5,الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى“Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas Arsy.” QS. Thaha 5Klaim bahwa Imam al-Syafi’i berpendapat seperti di atas adalah kebohongan yang nyata, karena menurut riwayat yang sahih yang banyak ditemukan di kitab-kitab, Imam Syafi’i memilih konsep tafwidh terhadap ayat mutasyabihat seperti di atas, yaitu diam, pasrah dan menyerahkan arti istiwa’ bersemayam kepada Allah SWT.

apa itu aswaja dan salafi